(Marty Neumeier dalam The Brand Gap)
1. Diferensiasi: Untuk berhasil sebuah produk harus
memiliki pembeda yang unik dengan produk lain. Pembeda bisa dari
kategori produknya sendiri, segmentasi, kualitas atau packaging-nya.
2. Kolaborasi: Brand building tidak bisa semuanya
dikerjakan oleh produsen. Dibutuhkan kerja sama dengan agency, institusi
terkait, juga dengan konsumen sebagai target market. Konsumen juga
harus didengarkan pendapatnya, tidak sekadar dijejali promosi terus
menerus yang malah menimbulkan antipati.
3. Inovasi: Brand yang tidak diremajakan atau
direvitalisasi akan lenyap oleh waktu. Konsumen juga punya sikap boan,
sehingga harus disegarkan pandangan dan ingatannya.
4. Evaluasi: Tingkat penerimaan target audiens atas
sebuah brand harus dilacak dan diketahui. Biasanya survey dilakukan
untuk melihat tingkat penerimaan khalayak.
5. Manajemen Brand: Brand tidak hidup di
lembar-lembar iklan atau bersuara di radio. Brand hidup di otak dan hati
konsumennya. Juga di budaya perusahaan produsennya. Karena itu harus
tetap hidup dan bergerak sesuai zamannya. Ex: Coca Cola dan Sosro, hidup
dari generasi ke generasi.